Archive for the ‘BAB. SAKARATUL MAUT’ Category

BAB. SAKARATUL MAUT

Posted: February 11, 2014 in BAB. SAKARATUL MAUT
Tags: , , ,

Assalamualaykum wr wb. . .

[Sedikit Manaqib ttg Abah Mishbahul Falah bin Abah Muhammad Wahyudin Cise’eng. Beliau berusia sekitar 85 tahun dan seminggu sebelum wafat, beliau di Rongsen di RS. Bogor ternyata hasilnya diseluruh tubuh beliau tersebar Ismu Dzat.. Alloh.. Alloh.. Alloh.. (dalam bahasa arab), sehingga Dokter menyarankan agar dipulangkan kembali kerumahnya, dikarenakan ndak diketahui Penyakit yang Beliau derita.

Foto ini diambil sehari sebelum ke RS. Bogor, beliau ingin difoto terakhir kalinya dengan hphone. Didepan kediaman Beliau ada miniatur Monas dan disebelahnya ada Mushola didalam Tanah dengan Luas sekitar 20m2, sampai saat ini banyak yang menziarahi Makam Beliau. Saya mengunjungi Beliau dikarenakan ada Amanah Lambang Bola Dunia, yakni pada tanggal 11 bulan 12 tahun 2009, namun Beliau telah meninggal dunia pada tanggal 11 bulan 11 tahun 2009, maka Amanah itu Saya serahkan kepada salah satu Anaknya yang menurut Saya pantas sebagai Pewaris dan Penerus perjuangan Beliau. Beliau meninggal dunia sudah dikabarkan sebelumnya kepada Anak Isterinya sehingga semua hal sudah dipersiapkan seperti : Kain Kafan, Minyak Wangi, agar dikuburkan sekitar 10m didepan rumah Beliau, agar atasnya memakai Atap bukan Genting karena Beliau inginnya Atap untuk nanti yang berziarah ndak Kehujan Anginan d.l.l.].

[Sungguh banyak sekali peristiwa-peristiwa hikmah disaat beliau masih hidup, disaat detik-detik meninggalnya maupun setelah beliau meninggal dunia, semoga Alloh Swt selalu merahmati Beliau], Amiiin… Amiiin… Amiiin.

Sedikit perkataan Beliau ttg BAB. SAKARATUL MAUT.
————————————————-
[Mengapa Para Orang Tua (sesepuh) walaupun dilihat Zhohirnya ndak menguasai banyak Dalil-dalil Naqli dan ndak sesholeh Para Alim Ulama, namun mereka bisa mengetahui Kapan Waktu Meninggal Dunianya seseorang termasuk Dirinya Sendiri, mengetahui ketika datang utusan-utusan Malakul Maut apa saja tandanya, dimulai dari 100 hari sebelum meninggal dunia sudah berdatangan tanda-tandanya, lalu 40 hari, 7 hari, 3 hari, 1 hari, 1 Jam d.l.l. Ini tergantung dari Tingkat Ketajaman Hatinya].

[Ibarat Hujan sebelum turun lihat awannya, Ibarat Pelangi datangnya lihat hujannya, Ibarat Tsunami datang lihat Gempanya d.l.l. Tanda-tanda ini bisa diketahui bagi orang-orang yang mau mentafakuri ayat-ayat Kauniyyah].

[Orang yang akan meninggal dunia umumnya memiliki Tanda-tanda, maka bayangkanlah disaat kita terkulai lemah lalu mengalami Sakarat ini, berikut tanda-tandanya : . . .

1. Bila Berbicara sudah tidak seperti ucapan semasa sehat dulu (ngawur).
2. Merasakan kebingungan hendak mengerjakan apa.
3. Munculnya angan-angan menginginkan sesuatu.
4. Sangat berselera makan wlwpun disaat sakitnya sudah ndak berselera lagi.
5. Bagian tengah dahi terasa berdenyut perlahan.
6. Pada waktu Ashar mengalami getaran dari Ujung Kaki sampai Ubun-ubun.
7. Merasakan kenikmatan Bathin (tenang) yg ndak bisa dijelaskan dgn kata-kata, maka berhati-hatilah ketenangan disini malah kebanyakan yg terlena shg lupa Eling kepada Alloh S.W.T.
8. Mata Hitamnya (pupil) sudah ndak bersinar lagi.
9. Pandangan dan Bola matanya sudah masuk agak kedalam.
10. Bila ditekan matanya maka sudah ndak melihat Nur Muhammad lagi.
11. Telinganya bila ditutup sudah ndak bergemuruh lagi.
12. Daun Telinganya layu dan bagian ujungnya berangsur masuk kedalam.
13. Lidahnya sudah hilang Rasa.
14. Langit-langitnya bila disentuh Lidahnya sendiri sudah ndak terasa lagi.
15. Kulitnya bila diusap-usap sudah ndak bersuara lagi.
16. Kakinya menjulur kedepan dan sulit tuk ditegakkan.
17. Diwaktu Ashar merasakan satu Denyutan pada bagian belakang Kepala dan sekitar Ubun-ubun.
18. Tenang dan Gelisah menghantui Qolbu dan membimbangkan fikiran serta mengelabui pandangan.
19. Terasa Dingin dan Sejuk dari Arah ujung Kaki terus perlahan-lahan naik ke Qolbu sampai ke Ubun-ubun kemudian menyebar ke Pinggang dan naik ke Hulqum (Tenggorokan), maka ucapkanlah Kalimat ”LAA ILAAHA ILLAALLOH MUHAMMADUR ROSUULALLOH” atau ”ALLOH.. ALLOH.. ALLOH”. Semoga KITA semua meninggal dunia nanti dalam keadaan Husnul Khothimah, yakni : Meninggal Dunia dengan Iman]. Amiin.. Amiin.. Amiin.. (ditulis pada 11.11.11).
nuwun.